1. Albania (Republik Rakyat Albania)
Republik Rakyat Sosialis Albania adalah negara komunis yang didirikan pada tahun 1946 oleh Enver Hoxha, pemimpin Partai Pekerja Albania. Negara ini merupakan salah satu anggota Pakta Warsawa hingga penarikannya dari organisasi sayap kiri tersebut pdaa 1968. Negara ini menganut paham Hoxhaisme.
Sejarah:
Republik
Rakyat Sosialis Albania didirikan pada 1946, 2 tahun setelah pembebasan Albania
dari pendudukan Nazi Jerman. Pada masa ini, kaum komunis melakukan rekonstruksi
dalam segala aspek setelah menghapus sistem monarki di negara tersebut.
Hasilnya, pembangunan besar-besaran di sektor industri dan sosial pada jaman
tersebut terbilang sangat berhasil. Namun, komunis Albania sangat mengekang
kehidupan beragama di negara tersebut. Bahkan pada tahun 1967, Hoxha
memproklamasikan Albania sebagai ‘negara Ateis’ pertama di dunia.
Ratusan
bahkan ribuan masjid, gereja, dan tempat peribadatan lainnya dihancurkan di
Albania selama Hoxha memimpin. Banyak ulama dan pendeta ditangkap, disiksa,
bahkan dieksekusi. Meskipun begitu, sebagian masyarakat Albania tetap
menjalankan kegiatan keagamaannya seperti biasa. Hoxha meninggal pada 1985 dan
digantikan oleh Ramiz Alia yang secara perlahan mengubah Albania menjadi sebuah
negara demokrasi.
Menyusul
kematian Hoxha pada 1985, masyarakat Albania berjuang menanggulangi isolasi dan
ketertinggalan sejarahnya. Masyarakat Albania pimpinan Sali Berisha melancarkan
sebuah protes besar-besaran untuk menjatuhkan kekuasaan komunis pun pecah pada
tahun 1989. Hasilnya, republik ini dibubarkan pada 29 April 1991 dan digantikan
oleh Republik Albania yang masih eksis hingga saat ini dengan Berisha sebagai presiden pertamanya.
2. Bulgaria (Republik Rakyat Bulgaria)
Republik
Rakyat Bulgaria merupakan nama resmi dari negara sosialis yang memerintah di
Bulgaria pada 1946 hingga 1990, ketika Partai Komunis Bulgaria menjadi penguasa
tunggal di negara tersebut. Negara ini merupakan anggota Pakta Warsawa dan
merupakan salah satu sekutu terdekat Uni Soviet pada masa Perang Dingin.
Sejarah:
Republik
Rakyat Bulgaria resmi dideklarasikan pada tanggal 15 September 1946 menyusul
hasil referendum mengenai bentuk negara Bulgaria pasca Perang Dunia II.
Hasilnya, mayoritas penduduk Bulgaria lebih setuju apabila Bulgaria menjadi
sebuah republik. Setahun kemudian, pemilu legislatif pertama dilaksanakan dan
dimenangkan oleh Partai Komunis.
Republik
Rakyat Bulgaria mulai dikenal dunia ketika negara tersebut dipimpin oleh Todor
Zhivkov yang memimpin selama 33 tahun sejak 1954. Ia berhasil membuat negaranya
menjadi salah satu sekutu terdekat dan terpenting Uni Soviet. Keberhasilannya dalam
mencegah masuknya gelombang revolusi anti-komunis ke negaranya yang lebih dulu menjalar
di Polandia, Hongaria, dan Cekoslowakia pada dekade 60-an membuat popularitas
Zhivkov meningkat baik di dalam maupun luar negeri.
Namun pada
akhir kekuasaannya, isu nepotisme dan pelanggaran HAM berkembang pesat. Ekonomi
Bulgaria pun jatuh dan meledaknya 300.000 imigran Turki di negara tersebut
semakin memperparah keadaan. Ia diturun dari jabatannya pada 1989 dan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Petar Mladenov yang berjanji melakukan perubahan dan pembaruan dalam sistem perpolitikan Bulgaria seiring dengan
tumbangnya komunisme di Eropa Timur pada saat itu. Akhirnya pada 15 November
1990, Republik Rakyat Bulgaria diubah namanya menjadi Republik Bulgaria dan
lambang komunis yang tertanam pada bendera Bulgaria dihilangkan.
3.
Cekoslowakia
(Republik Sosialis Cekoslowakia)
Republik
Sosialis Cekoslowakia merupakan nama resmi Cekoslowakia sejak tahun 1960 hingga
berakhirnya Revolusi Beludru yang pecah pada 1989. Sama seperti Bulgaria,
Cekoslowakia merupakan anggota Pakta Warsawa dan merupakan negara satelit Uni
Soviet pada masa Perang Dingin.
Sejarah:
Setelah
Perang Dunia II berakhir, pasukan Uni Soviet berhasil menguasai wilayah
Cekoslowakia. Di bawah cengkeraman Uni Soviet, komunis di Cekoslowakia
berkembang pesat dan akhirnya pada 9 Juni 1948, didirikanlah sebuah negara berhaluan
sosialis bernama Republik Sosialis Cekoslowakia.
Segera
setelah itu, pemerintah komunis memberlakukan kebijakan tangan besi di berbagai
aspek seperti industrialisasi, deportasi massal warga Jerman, penyebaran
ateisme, dll. Banyak rakyat Cekoslowakia merasa tertindas atas kebijakan
tersebut hingga akhirnya pada 1968 mereka menuntut sebuah reformasi. Untuk
mencegah reformasi yang dianggap merugikan, Uni Soviet dan sekutunya
memobilisasi tentaranya ke Cekoslowakia, khususnya ibukota Praha. Peristiwa
tersebut lebih dikenal dengan sebutan Musim Semi Praha.
Setelah pemberontakan berhasil digagalkan, Cekoslowakia berubah menjadi negara federasi
yang terdiri atas Republik Sosialis Ceska dan Republik Sosialis Slowakia.
Namun, rakyat Cekoslowakia tidak menyerah begitu saja. Pada era 70an muncul
pergerakan-pergerakan anti-komunis yang menuntut perubahan di tubuh pemerintah. Puncaknya
pada tahun 1989, jatuhnya tembok Berlin di Jerman meningkatkan moral rakyat
Cekoslowakia yang dipimpin Václav Havel untuk menumbangkan rezim komunis dengan
dilancarkannya revolusi Beludru. Peristiwa tersebut berhasil mengubah
Cekoslowakia menjadi negara demokratis dan pada tahun 1992, negara tersebut
terpecah menjadi Republik Ceko dan Slowakia.
4.
Hongaria
(Republik Rakyat Hongaria)
Republik
Rakyat Hongaria adalah nama resmi Hongaria negara tersebut dikuasai
pemerintahan komunis yang didukung Uni Soviet sejak 1949 hingga tumbangnya
komunisme di negara tersebut pada 1989. Negara ini menganggap dirinya sebagai
penerus Republik Soviet Hongaria yang berdiri paada 1919.
Sejarah:
Sama
seperti Bulgaria, Hongaria merupakan bekas sekutu Nazi Jerman yang pada akhir
Perang Dunia II diduduki oleh Uni Soviet. Saat itu, Hongaria telah meninggalkan
sistem monarki dan beralih menjadi sebuah negara republik hingga pada 1949,
kemenangan komunisme pada pemilu 1949 merevolusi negara tersebut menjadi sebuah
negara komunis.
Mátyás
Rákosi naik sebagai pemimpin negara tersebut dan segera membuat kebijakan
Stalinis yang dianggap merugikan rakyat dan Hongaria. Popularitasnya di mata
rakyat pun jatuh. Rezim Rákosi tumbang pasca Joseph Stalin di Uni Soviet
meninggal dan digantikan oleh Imre Nagy yang cenderung lebih terbuka. Namun,
Hongaria tetap tidak mengalami perbaikan. Hal tersebut menyebabkan pecahnya
Revolusi Hongaria 1956 dan menyebabkan negara tersebut dikeluarkan dari Pakta
Warsawa. Namun peristiwa pemberontakan tersebut digagalkan ketika Uni Soviet
menginvasi negara tersebut.
Meski
begitu, Uni Soviet tidak kuasa mencegah laju negara tersebut menuju periode
demokratisasi yang terjadi pada decade 80-an ketika negara tersebut dipimpin
János Kádár. Pada masa tersebut Hongaria merupakan negara paling demokratis di
antara negara Eropa Timur lainnya. Akhirnya pada 1989 komunisme jatuh di Eropa
Timur termasuk Hongaria dan pada tanggal 23 Oktober 1989 Republik Rakyat
Hongaria resmi diganti dengan Republik Ketiga Hongaria dengan Mátyás Szűrös
sebagai pemimpin pertamanya dan pada 1992, tentara terakhir Soviet pergi
meninggalkan Hongaria.
5. Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman)
Jerman
Timur atau Republik Demokratik Jerman merupakan negara sosialis yang memerintah
di Jerman sejak tahun 1946 hingga tahun 1946. Jerman Timur merupakan anggota
Comintern dan Pakta Warsawa. Negara ini berpusat di Berlin Timur.
Sejarah:
Pasca
Perang Dunia II berakhir, wilayah Jerman diduduki oleh 4 negara, yaitu AS,
Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. HIngga pada 1949, wilayah Jerman yang
diduduki oleh AS, Inggris, serta Perancis membentuk Jerman Barat sedangkan
wilayah pendudukan Soviet membentuk Jerman Timur yang berpaham sosialis.
Berlin, kota terpenting di Jerman pun bernasib sama, dibagi menjadi dua yaitu Berlin Barat dan
Berlin Timur. Sejak saat itu, ekonomi Jerman Timur jauh terpuruk apabila
dibandingkan dengan tetangganya.
Jerman
Timur yang berhasrat menguasai seluruh Berlin memblokir jalur pasokan dari luar
negeri menuju Berlin Barat pada era-50an. Namun blokade tersebut dicabut 11
bulan kemudian. Rupanya, masalah yang dialami Jerman Timur tidak sampai di situ
saja. Banyak warga Jerman Timur yang kabur ke Jerman Barat melalui Berlin. Oleh
karena itu pada tahun 1961 atas tuntutan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev,
pemerintah Jerman Timur membangun tembok yang memisahkan Berlin Barat dan
Berlin Timur atau yang dikenal sebagai Tembok Berlin.
Hadirnya
tembok tersebut dicap menyengsarakan warga Berlin karena banyak dari keluarga
mereka terpisah-pisah. Selain itu, setiap warga yang mencoba memanjat tembok
tersebut akan ditembak oleh aparat Jerman Timur. Hal tersebut menimbulkan
protes dari seluruh dunia. Akhirnya, pada 1989 demonstrasi besar-besaran
terjadi dan puncaknya pada 9 November 1989 sebuah peristiwa bersejarah terjadi,
warga Jerman bersatu meruntuhkan tembok tersebut dan menandai akhir dari kekuasaan
komunis di Jerman. Peristiwa ini menyulut reunifikasi Jerman yang menggabungkan
Jerman Barat dan Jerman Timur pada 13 Januari 1990 dan membentuk Republik
Federal Jerman.
6.
Polandia (Republik
Rakyat Polandia)
Republik
Rakyat Polandia merupakan nama resmi Polandia sejak tahun 1952 hingga tahun
1990. Republik Rakyat Polandia merupakan salah satu negara komunis pada masa
perang dingin dan merupakan anggota sekaligus pendiri Pakta Warsawa.
Sejarah:
Pemilu 1948
mengawali era komunisme dan Partai Persatuan Pekerja di Polandia (meski pada
kenyatannya komunis telah masuk ke POlandia sejak 1945). Sejak saat itu,
Polandia secara resmi telah menjadi negara Marxis dan mengadopsi nama baru
yaitu Republik Rakyat Polandia. Sejak saat itu pula Uni Soviet mulai
mengintervensi masalah dalam negeri Polandia, bahkan Marsekal Soviet Konstantin
Rokossovsky diangkat sebagai Menteri Pertahanan Polandia pada saat itu.
Sejak awal
kedatangannya, warga Polandia tidak suka dengan dominasi komunis di negaranya.
Terlebih ketika komunis Polandia yang kala itu dipimpin Władysław Gomułka melancarkan
perang terhadap penganut Katolik di negara tersebut. Puncaknya ketika terjadi
protes besar-besaran yang dilancarkan para buruh di kota Poznan pada 1956.
Meski harus
menelan 50-100 korban jiwa, rupanya upaya tersebut cukup sukses karena berhasil
mengubah sistem pemerintahan yang lebih terbuka di Polandia dengan pemimpin
barunya Edward Gierek. Hubungan dengan Gereja Katolik diperbaiki. Bahkan Paus
John Paul II berasal dari Polandia dan merupakan Paus pertama yang berasal dari
negara komunis.
Namun, pada
dekade 80-an, komunisme di Eropa Timur melemah. Beberapa tokoh muncul
memanfaatkan situasi di Polandia untuk melakukan pembaharuan, yang paling
terkenal adalah Lech Wałęsa. Upaya mereka berhasil. Akhirnya pada 30 Desember
1989 Polandia dapat menikmati kehidupan berdemokrasi dengan dibubarkannya
Republik Rakyat Polandia yang digantikan oleh Republik Polandia.
7.
Rumania (Republik
Sosialis Rumania)
Republik
Sosialis Rumania merupakan negara komunis yang memerintah di Rumania sejak 1947
hingga 1989. Sama seperti negara-negara komunis Eropa Timur lainnya, Rumania
juga merupakan sekutu Uni Soviet dan anggota sekaligus pendiri Pakta Warsawa.
Pemerintahan negara ini didominasi oleh Partai Komunis Rumania.
Sejarah:
Setelah
Perang Dunia II berakhir, wilayah Rumania diduduki oleh Uni Soviet. Sejak saat
itu, Soviet menyebarkan ajaran komunis ke negara tersebut hingga pada 6 Maret
1945, atas desakan Uni Soviet terbentuklah pemerintahan baru yang terdiri atas
orang-orang dari Partai Komunis Rumania yang secara bertahap mendominasi
seluruh kursi pemerintahan. Pada 1947, Raja Mihai sebagai pemimpin Rumania
dipaksa turun tahta dan lahirlah Republik Sosialis Rumania.
Pada
1950an, Rumania menegaskan kemerdekaannya dari pengaruh Soviet dan mulai
mengkordinasi penarikan tentara Soviet dari negaranya. Nama komunis Rumania
mulai mencuat ke permukaan setelah Nicolae Ceaușescu mulai mempimpin negara
tersebut. Ia dicap sebagai pemimpin yang dibenci oleh bangsanya karena
kerapkali bertingkah otoriter. Ratusan
hingga ribuan orang dikabarkan dibunuh pada masa pemerintahannya. Meski begitu,
Ceaușescu sekali melahirkan citra positif baik di negaranya maupun negara Barat
setelah mengecam invasi Soviet ke Cekoslowakia pada 1968.
Melemahnya
komunis pada dekade 1980 terasa hingga Rumania. Ekonomi melesu. Partai Komunis
kehilangan tajinya. Pemberontakan serta pergerakan anti-komunis dan
anti-Ceaușescu merebak. Pada 1989, gelombang revolusi pecah. Aparat keamanan
membunuh 64.000 orang. Nicolae Ceaușescu jatuh. Ia dan istrinya kemudian
ditangkap oleh pemberontak di Tȃrgoviște dan dieksekusi pada 25 Desember 1989.
Akhirnya, pada 21 Desember 1991 Republik Sosialis Rumania resmi digantikan
dengan negara Rumania.
8.
Uni Soviet
(Uni Republik Sosialis Soviet)
Uni Soviet
merupakan negara sosialis terbesar yang pernah ada di dunia. Negara ini eksis
pada tahun 1922 hingga pembubarannya di tahun 1991. Uni Soviet merupakan negara
komunis paling berpengaruh dan merupakan negara dengan luar terbesar pada
masanya. Pusat pemerintahan Uni Soviet terletak di Moskow.
Sejarah:
Sejarah Uni
Soviet dimulai sejak pecahnya Revolusi Oktober pada tahun 1917. Pada saat itu,
rezim Bolshevik (komunis) pimpinan Vladimir Lenin dan Leon Trotsky berhasil
menjatuhkan Tsar Nikolai II dan membubarkan Kekaisaran Rusia yang telah berdiri
sejak abad ke-18. Namun, perjuangan kaum Bolshevik tidak sampai di situ. Mereka
harus berjuang memerangi kaum Nasionalis dalam Perang Sipil Rusia yang baru
berakhir pada 1922.
Lenin dan
Trotsky dianggap sebagai pendiri sekaligus pahlawan revolusi bagi Uni Soviet.
Namun, ia wafat pada 1924 dan digantikan oleh dictator yang lebih bengis,
Joseph Stalin. Pada masa pemerintahannya, banyak rakyat mati termasuk
musuh-musuh politiknya akibat kelaparan akibat kebijakan modernisasi
pertaniannya, dibuang ke kamp-kamp konsentrasi di Siberia, atau ditembak oleh
aparat pemerintah atau NKVD dalam peristiwa Pembersihan Besar-Besaran pada
1937. Korbannya diperkirakan mencapai 30 juta orang baik dari Rusia maupun
negara sekitarnya dan Trotsky termasuk salah satunya.
1941, Soviet
terperangkap perang dengan Nazi Jerman. Selama perang tersebut, Uni Soviet
merupakan negara dengan korban terbanyak, yaitu hampir 24 juta orang baik sipil
maupun militer. Meskipun begitu, pada akhir perang Uni Soviet keluar sebagai
pemenang dan menjadi salah satu negara superpower. Mereka menduduki seluruh
Eropa Timur dan mendirikan negara satelit yang berhaluan komunis di Bulgaria,
Cekoslowakia, Hungaria, Jerman Timur, Polandia, dan Rumania. Selain itu juga
mereka sukses mencaplok 3 negara Baltik pada pertengahan perang, yaitu Estonia,
Latvia, dan Lituania meskipun dunia internasional memandangnya sebagai tindakan
ilegal.
Stalin
mencoba membangkitkan kembali ekonomi Soviet yang porak poranda akibat perang.
Industri berat dan militer berkembang begitu pesat. Pada 1950-an, terjadi
perpecahan antara AS dan Uni Soviet yang menggiring kedua tersebut ke periode
Perang Dingin. Konflik tersebut diawali pada Perang Korea di mana AS membantu
Korea Selatan sedangkan Uni Soviet membela Korea Utara.
1953,
Stalin meninggal dunia. Ia digantikan oleh Nikita Khrushchev yang segera
menjalankan program destalinisasi, yaitu mengubah dan menghapus kebijakan
Stalin yang dinilai terlalu kejam. Meski begitu, ketegangan dengan negara barat
tetap berlangsung. Pada masa pemerintahan Khrushchev, terjadi perlombaan
angkasa dan senjata nuklir yang puncaknya terjadi pada Krisis Rudal Kuba di
tahun 1964 ketika dunia sudah sangat hampir memasuki perang nuklir.
Pada 1964,
Khrushchev dilengserkan oleh Partai Komunis dan digantikan oleh Leonid
Brezhnev. Pada eranya, Soviet melakukan serangkaian invasi kontroversial ke
Cekoslowakia dan dan Hungaria, serta melancarkan bantuan terhadap milisi
Vietcong saat Perang Vietnam. Meski begitu, pada era Brezhnev sistem birokrasi
Soviet terlihat sangat kaku sehingga periode tersebut biasa dikenal sebagai
“masa stagnasi”.
Brezhnev
meninggal pada 1982 dan digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko.
Namun keduanya meninggal ketika menjabat satu tahun setelah naik jabatan. Pada
1984, Politbiro mengangkat Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin baru mereka. Saat
memimpin, Gorbachev menerapkan kebijakan yang mengarah kepada liberalisasi
ekonomi, keterbukaan politik, dan perbaikan hubungan dengan negara-negara
barat.
Kebijakan
yang paling terkenal antara lain glasnost
(keterbukaan politik) dan perestroika (restrukturisasi
ekonomi). Alih-alih memperbaiki kehidupan di negara beruang merah tersebut,
kedua kebijakan tersebut malah membimbing Uni Soviet ke ambang kehancuran.
Setelah diperparah oleh meledaknya reaktor nuklir Chernobyl, Soviet kehilangan
cakarnya di negara-negara satelit. Pada 1989 terjadi revolusi di seluruh Eropa
Timur. Perlahan komunisme Bulgaria, Cekoslowakia, Hungaria, Jerman Timur,
Polandia, dan Rumania tumbang. Pergolakan etnis di negara tersebut pun
memperburuk keadaan. Akhirnya pada 7 Februari 1990, Komite Pusat Partai Komunis
Soviet setuju melepas kekuasaannya. Republik-republik Uni Soviet menegaskan
kemerdekaannya dan puncaknya pada 26 Desember 1991, Uni Soviet dinyatakan bubar
setelah Majelis Agung Uni Soviet menyatakan pembubarannya.
9.
Yugoslavia (Republik Federal Sosialis Yugoslavia)
Republik Federal Sosialis Yugoslavia
adalah negara komunis yang terletak di semenanjung Balkan. Sama halnya dengan
Uni Soviet dan Cekoslowakia, RFS Yugoslavia merupakan multirasial. Pemerintahan
RFS Yugoslavia berpusat di Beograd.
Sejarah:
Pada Perang Dunia II, Kerajaan
Yugoslavia ditaklukan oleh Nazi Jerman sehingga mereka harus menjalankan
pemerintahan dalam pengasingan. Memanfaatkan keadaan, para partisan (simpatisan
komunis) pimpinan Josip Broz Tito memproklamasikan berdirinya negara Federasi Demokratik
Yugoslavia pada 1943. Pada akhir perang, dengan bantuan Uni Soviet mereka
berhasil mengusir Nazi dan menduduki Beograd sehingga kaum komunis Yugoslavia dapat
memperkuat posisinya di negara Balkan tersebut.
Pada 1945, negara ini diganti namanya
menjadi Republik Rakyat Federal Yugoslavia atau RRF Yugoslavia. Pada awal
berdirinya, RRF Yugoslavia menjalin hubungan dekat dengan Uni Soviet. Kedua
negara tersebut mendirikan sebuah organisasi sayap kirim internasional bernama
Cominform pada 1948. Namun tidak lama setelah itu, Uni Soviet ternyata tidak
menyukai praktik komunisme yang diterapkan di Yugoslavia. Hal tersebut membuat
hubungan kedua negara terus memburuk hingga puncaknya, Yugoslavia dicoret dari
keanggotaan Cominform oleh negara-negara Timur yang bersimpati terhadap Uni
Soviet.
Sadar bahwa mereka harus hidup
mandiri tanpa bantuan Uni Soviet, Yugoslavia menerapkan sebuah perubahan
radikal yakni pelunakan ekonomi dengan meninggalkan sistem ekonomi terpusat
namun tetap otoriter dalam bidang politik. Hasilnya terbilang sukses, negara
tersebut menikmati kemakmuran di saat masyarakat di negara komunis yang lain mengalami
penderitaan.
Sukses menstabilkan kondisi dalam
negeri, Yugoslavia mencoba mengambil peran dalam sistem politik internasional.
Salah satunya adalah menjadi salah satu pencetus pembentukan Gerakan Non-Blok
dan menjadi tuan rumah KTT pertama organisasi tersebut. Pada 7 April 1963, RRF
Yugoslavia berganti nama menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia atau RFS
Yugoslavia dan Tito diangkat menjadi presiden seumur hidup.
Tahun 1980, Tito meninggal.
Perpecahan antaretnis mulai nampak dan diperburuk oleh krisis ekonomi pada
akhir tahun 1980an. Pada pemilu 1989, Slobodan Milosević terpilih sebagai
presiden dan mengajukan program-program nasionalis Serbia dan penghapusan
status otonomi di daerah lain seperti Kosovo dan Vojvodina yang mendorong
protes di negara bagian lain. Hal tersebut membuat perwakilan negara bagian
Kroasia, Slovenia, serta Bosnia menarik diri dari pemerintahan dan membuat gelombang
nasionalisme marak terjadi di berbagai negara bagian Yugoslavia.
April 1990, pemilu di negara-negara
bagian Yugoslavia dilakukan dan hasilnya, partai pro-kemerdekaan menang di
Slovenia dan Kroasia sedangkan partai komunis menang di Serbia dan Montenegro.
Pada 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk
mencegah berpisahnya Slovenia dan Kroasia, Tentara Serbia menginvasi kedua
negara tersebut. Slovenia dapat dengan mudah mengalahkan Serbia sehingga perang
berakhir dalam 10 hari dan kemenangan berada di pihak Slovenia.
Namun, lain halnya yang terjadi di
Kroasia. Kroasia tetap menjadi medan perang hingga 3 tahun berikutnya.
September 1991, Makedonia yang merupakan negara termiskin menyatakan
kemerdekaannya dan tidak ada perlawanan dari pihak Yugoslavia. Pada 1992,
Bosnia dan Herzegovina menjadi arena berikutnya. Pergolakan antara tiga etnis
yaitu Serbia, Kroasia, dan Bosnia terjadi. Tuduhan genosida mulai bermunculan
karena menurut data yang masuk, pasukan Serbia membunuh sekitar 35.000 warga
sipil Bosnia. Keadaan diperparah ketika tentara RFS Yugoslavia membantu tentara
Serbia.
Pada 1995, melalui Perjanjian
Dayton RFS Yugoslavia terpaksa mengakui kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina
karena diserang bertubi-tubi oleh angkatan udara NATO dan mengakhiri perang di
daerah tersebut. Namun konflik tidak sampai di situ, Kosovo yang dihuni oleh
etnis Albania memberontak namun dapat dipadamkan setelah PBB turun tangan.
Pasca kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina,
daerah Yugoslavia yang tersisa hanyalah Serbia dan Montenegro. Oktober 2000,
Milosević turun dan diserahkan kepada Pengadilan Internasional untuk Negara
Bekas Yugoslavia di Den Haag atas tuduhan kejahatan genosida dan pada Februari
2004, RFS Yugoslavia dibubarkan dan digantikan oleh Uni Serbia dan Montenegro yang
kemudian dipecah kembali menjadi dua negara yaitu Montenegro dan Republik
Serbia.
-
Ya, itulah riwayat singkat ke-sembilan
negara komunis yang pernah ada di Eropa meski sebenarnya masih banyak
negara-negara komunis yang pernah berdiri di Eropa seperti Republik Soviet
Alasce, Bayern, Finlandia, Slovakia dan masih banyak lagi. Namun, riwayat
mereka sebagai negara komunis begitu singkat sehingga kami tidak memasukannya ke daftar ini.
Hingga saat ini, tidak ada satu pun
negara berdaulat di Eropa yang menerapkan paham komunis. Tiga negara
dibubarkan, yaitu Cekoslowakia (Republik Ceska dan Slowakia), Yugoslavia
(Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Montenegro, Serbia, Slovenia, dan
Kosovo meskipun hingga saat ini status Kosovo masih diperdebatkan), dan Uni
Soviet (Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan,
Latvia, Lituania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan
Uzbekistan). Lima negara lainnya, yaitu Albania, Bulgaria, Hungaria, Polandia,
Rumania berganti paham menjadi sebuah negara kapitalis dan seluruhnya merupakan
anggota NATO. Sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat dan
mengadopsi paham liberalis. Dengan hancurnya ekonomi dan politik seluruh negara
tersebut pasca runtuhnya komunisme, perlahan mereka bangkit dengan sistem barunya, berjuang meraih
kembali statusnya sebagai sebuah negara besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar