Senin, 20 Juni 2016

Negara Komunis yang Pernah Ada di Eropa

         1. Albania (Republik Rakyat Albania)


Republik Rakyat Sosialis Albania adalah negara komunis yang didirikan pada tahun 1946 oleh Enver Hoxha, pemimpin Partai Pekerja Albania. Negara ini merupakan salah satu anggota Pakta Warsawa hingga penarikannya dari organisasi sayap kiri tersebut pdaa 1968. Negara ini menganut paham Hoxhaisme.

Sejarah:
Republik Rakyat Sosialis Albania didirikan pada 1946, 2 tahun setelah pembebasan Albania dari pendudukan Nazi Jerman. Pada masa ini, kaum komunis melakukan rekonstruksi dalam segala aspek setelah menghapus sistem monarki di negara tersebut. Hasilnya, pembangunan besar-besaran di sektor industri dan sosial pada jaman tersebut terbilang sangat berhasil. Namun, komunis Albania sangat mengekang kehidupan beragama di negara tersebut. Bahkan pada tahun 1967, Hoxha memproklamasikan Albania sebagai ‘negara Ateis’ pertama di dunia.

Ratusan bahkan ribuan masjid, gereja, dan tempat peribadatan lainnya dihancurkan di Albania selama Hoxha memimpin. Banyak ulama dan pendeta ditangkap, disiksa, bahkan dieksekusi. Meskipun begitu, sebagian masyarakat Albania tetap menjalankan kegiatan keagamaannya seperti biasa. Hoxha meninggal pada 1985 dan digantikan oleh Ramiz Alia yang secara perlahan mengubah Albania menjadi sebuah negara demokrasi.

Menyusul kematian Hoxha pada 1985, masyarakat Albania berjuang menanggulangi isolasi dan ketertinggalan sejarahnya. Masyarakat Albania pimpinan Sali Berisha melancarkan sebuah protes besar-besaran untuk menjatuhkan kekuasaan komunis pun pecah pada tahun 1989. Hasilnya, republik ini dibubarkan pada 29 April 1991 dan digantikan oleh Republik Albania yang masih eksis hingga saat ini dengan Berisha sebagai presiden pertamanya.


               2.     Bulgaria (Republik Rakyat Bulgaria)

Republik Rakyat Bulgaria merupakan nama resmi dari negara sosialis yang memerintah di Bulgaria pada 1946 hingga 1990, ketika Partai Komunis Bulgaria menjadi penguasa tunggal di negara tersebut. Negara ini merupakan anggota Pakta Warsawa dan merupakan salah satu sekutu terdekat Uni Soviet pada masa Perang Dingin.

Sejarah:
Republik Rakyat Bulgaria resmi dideklarasikan pada tanggal 15 September 1946 menyusul hasil referendum mengenai bentuk negara Bulgaria pasca Perang Dunia II. Hasilnya, mayoritas penduduk Bulgaria lebih setuju apabila Bulgaria menjadi sebuah republik. Setahun kemudian, pemilu legislatif pertama dilaksanakan dan dimenangkan oleh Partai Komunis.

Republik Rakyat Bulgaria mulai dikenal dunia ketika negara tersebut dipimpin oleh Todor Zhivkov yang memimpin selama 33 tahun sejak 1954. Ia berhasil membuat negaranya menjadi salah satu sekutu terdekat dan terpenting Uni Soviet. Keberhasilannya dalam mencegah masuknya gelombang revolusi anti-komunis ke negaranya yang lebih dulu menjalar di Polandia, Hongaria, dan Cekoslowakia pada dekade 60-an membuat popularitas Zhivkov meningkat baik di dalam maupun luar negeri.

Namun pada akhir kekuasaannya, isu nepotisme dan pelanggaran HAM berkembang pesat. Ekonomi Bulgaria pun jatuh dan meledaknya 300.000 imigran Turki di negara tersebut semakin memperparah keadaan. Ia diturun dari jabatannya pada 1989 dan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Petar Mladenov yang berjanji melakukan perubahan dan pembaruan dalam sistem perpolitikan Bulgaria seiring dengan tumbangnya komunisme di Eropa Timur pada saat itu. Akhirnya pada 15 November 1990, Republik Rakyat Bulgaria diubah namanya menjadi Republik Bulgaria dan lambang komunis yang tertanam pada bendera Bulgaria dihilangkan.


               3.     Cekoslowakia (Republik Sosialis Cekoslowakia)


Republik Sosialis Cekoslowakia merupakan nama resmi Cekoslowakia sejak tahun 1960 hingga berakhirnya Revolusi Beludru yang pecah pada 1989. Sama seperti Bulgaria, Cekoslowakia merupakan anggota Pakta Warsawa dan merupakan negara satelit Uni Soviet pada masa Perang Dingin.

Sejarah:
Setelah Perang Dunia II berakhir, pasukan Uni Soviet berhasil menguasai wilayah Cekoslowakia. Di bawah cengkeraman Uni Soviet, komunis di Cekoslowakia berkembang pesat dan akhirnya pada 9 Juni 1948, didirikanlah sebuah negara berhaluan sosialis bernama Republik Sosialis Cekoslowakia.

Segera setelah itu, pemerintah komunis memberlakukan kebijakan tangan besi di berbagai aspek seperti industrialisasi, deportasi massal warga Jerman, penyebaran ateisme, dll. Banyak rakyat Cekoslowakia merasa tertindas atas kebijakan tersebut hingga akhirnya pada 1968 mereka menuntut sebuah reformasi. Untuk mencegah reformasi yang dianggap merugikan, Uni Soviet dan sekutunya memobilisasi tentaranya ke Cekoslowakia, khususnya ibukota Praha. Peristiwa tersebut lebih dikenal dengan sebutan Musim Semi Praha.

Setelah pemberontakan berhasil digagalkan, Cekoslowakia berubah menjadi negara federasi yang terdiri atas Republik Sosialis Ceska dan Republik Sosialis Slowakia. Namun, rakyat Cekoslowakia tidak menyerah begitu saja. Pada era 70an muncul pergerakan-pergerakan anti-komunis yang menuntut perubahan di tubuh pemerintah. Puncaknya pada tahun 1989, jatuhnya tembok Berlin di Jerman meningkatkan moral rakyat Cekoslowakia yang dipimpin Václav Havel untuk menumbangkan rezim komunis dengan dilancarkannya revolusi Beludru. Peristiwa tersebut berhasil mengubah Cekoslowakia menjadi negara demokratis dan pada tahun 1992, negara tersebut terpecah menjadi Republik Ceko dan Slowakia.


               4.     Hongaria (Republik Rakyat Hongaria)


Republik Rakyat Hongaria adalah nama resmi Hongaria negara tersebut dikuasai pemerintahan komunis yang didukung Uni Soviet sejak 1949 hingga tumbangnya komunisme di negara tersebut pada 1989. Negara ini menganggap dirinya sebagai penerus Republik Soviet Hongaria yang berdiri paada 1919.

Sejarah:
Sama seperti Bulgaria, Hongaria merupakan bekas sekutu Nazi Jerman yang pada akhir Perang Dunia II diduduki oleh Uni Soviet. Saat itu, Hongaria telah meninggalkan sistem monarki dan beralih menjadi sebuah negara republik hingga pada 1949, kemenangan komunisme pada pemilu 1949 merevolusi negara tersebut menjadi sebuah negara komunis.

Mátyás Rákosi naik sebagai pemimpin negara tersebut dan segera membuat kebijakan Stalinis yang dianggap merugikan rakyat dan Hongaria. Popularitasnya di mata rakyat pun jatuh. Rezim Rákosi tumbang pasca Joseph Stalin di Uni Soviet meninggal dan digantikan oleh Imre Nagy yang cenderung lebih terbuka. Namun, Hongaria tetap tidak mengalami perbaikan. Hal tersebut menyebabkan pecahnya Revolusi Hongaria 1956 dan menyebabkan negara tersebut dikeluarkan dari Pakta Warsawa. Namun peristiwa pemberontakan tersebut digagalkan ketika Uni Soviet menginvasi negara tersebut.

Meski begitu, Uni Soviet tidak kuasa mencegah laju negara tersebut menuju periode demokratisasi yang terjadi pada decade 80-an ketika negara tersebut dipimpin János Kádár. Pada masa tersebut Hongaria merupakan negara paling demokratis di antara negara Eropa Timur lainnya. Akhirnya pada 1989 komunisme jatuh di Eropa Timur termasuk Hongaria dan pada tanggal 23 Oktober 1989 Republik Rakyat Hongaria resmi diganti dengan Republik Ketiga Hongaria dengan Mátyás Szűrös sebagai pemimpin pertamanya dan pada 1992, tentara terakhir Soviet pergi meninggalkan Hongaria.


               5.     Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman)


Jerman Timur atau Republik Demokratik Jerman merupakan negara sosialis yang memerintah di Jerman sejak tahun 1946 hingga tahun 1946. Jerman Timur merupakan anggota Comintern dan Pakta Warsawa. Negara ini berpusat di Berlin Timur.

Sejarah:

Pasca Perang Dunia II berakhir, wilayah Jerman diduduki oleh 4 negara, yaitu AS, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. HIngga pada 1949, wilayah Jerman yang diduduki oleh AS, Inggris, serta Perancis membentuk Jerman Barat sedangkan wilayah pendudukan Soviet membentuk Jerman Timur yang berpaham sosialis. Berlin, kota terpenting di Jerman pun bernasib sama,  dibagi menjadi dua yaitu Berlin Barat dan Berlin Timur. Sejak saat itu, ekonomi Jerman Timur jauh terpuruk apabila dibandingkan dengan tetangganya.

Jerman Timur yang berhasrat menguasai seluruh Berlin memblokir jalur pasokan dari luar negeri menuju Berlin Barat pada era-50an. Namun blokade tersebut dicabut 11 bulan kemudian. Rupanya, masalah yang dialami Jerman Timur tidak sampai di situ saja. Banyak warga Jerman Timur yang kabur ke Jerman Barat melalui Berlin. Oleh karena itu pada tahun 1961 atas tuntutan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev, pemerintah Jerman Timur membangun tembok yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur atau yang dikenal sebagai Tembok Berlin.

Hadirnya tembok tersebut dicap menyengsarakan warga Berlin karena banyak dari keluarga mereka terpisah-pisah. Selain itu, setiap warga yang mencoba memanjat tembok tersebut akan ditembak oleh aparat Jerman Timur. Hal tersebut menimbulkan protes dari seluruh dunia. Akhirnya, pada 1989 demonstrasi besar-besaran terjadi dan puncaknya pada 9 November 1989 sebuah peristiwa bersejarah terjadi, warga Jerman bersatu meruntuhkan tembok tersebut dan menandai akhir dari kekuasaan komunis di Jerman. Peristiwa ini menyulut reunifikasi Jerman yang menggabungkan Jerman Barat dan Jerman Timur pada 13 Januari 1990 dan membentuk Republik Federal Jerman.


               6.     Polandia (Republik Rakyat Polandia)


Republik Rakyat Polandia merupakan nama resmi Polandia sejak tahun 1952 hingga tahun 1990. Republik Rakyat Polandia merupakan salah satu negara komunis pada masa perang dingin dan merupakan anggota sekaligus pendiri Pakta Warsawa.

Sejarah:
Pemilu 1948 mengawali era komunisme dan Partai Persatuan Pekerja di Polandia (meski pada kenyatannya komunis telah masuk ke POlandia sejak 1945). Sejak saat itu, Polandia secara resmi telah menjadi negara Marxis dan mengadopsi nama baru yaitu Republik Rakyat Polandia. Sejak saat itu pula Uni Soviet mulai mengintervensi masalah dalam negeri Polandia, bahkan Marsekal Soviet Konstantin Rokossovsky diangkat sebagai Menteri Pertahanan Polandia pada saat itu.

Sejak awal kedatangannya, warga Polandia tidak suka dengan dominasi komunis di negaranya. Terlebih ketika komunis Polandia yang kala itu dipimpin Władysław Gomułka melancarkan perang terhadap penganut Katolik di negara tersebut. Puncaknya ketika terjadi protes besar-besaran yang dilancarkan para buruh di kota Poznan pada 1956.

Meski harus menelan 50-100 korban jiwa, rupanya upaya tersebut cukup sukses karena berhasil mengubah sistem pemerintahan yang lebih terbuka di Polandia dengan pemimpin barunya Edward Gierek. Hubungan dengan Gereja Katolik diperbaiki. Bahkan Paus John Paul II berasal dari Polandia dan merupakan Paus pertama yang berasal dari negara komunis.

Namun, pada dekade 80-an, komunisme di Eropa Timur melemah. Beberapa tokoh muncul memanfaatkan situasi di Polandia untuk melakukan pembaharuan, yang paling terkenal adalah Lech Wałęsa. Upaya mereka berhasil. Akhirnya pada 30 Desember 1989 Polandia dapat menikmati kehidupan berdemokrasi dengan dibubarkannya Republik Rakyat Polandia yang digantikan oleh Republik Polandia.


               7.     Rumania (Republik Sosialis Rumania)


Republik Sosialis Rumania merupakan negara komunis yang memerintah di Rumania sejak 1947 hingga 1989. Sama seperti negara-negara komunis Eropa Timur lainnya, Rumania juga merupakan sekutu Uni Soviet dan anggota sekaligus pendiri Pakta Warsawa. Pemerintahan negara ini didominasi oleh Partai Komunis Rumania.

Sejarah:
Setelah Perang Dunia II berakhir, wilayah Rumania diduduki oleh Uni Soviet. Sejak saat itu, Soviet menyebarkan ajaran komunis ke negara tersebut hingga pada 6 Maret 1945, atas desakan Uni Soviet terbentuklah pemerintahan baru yang terdiri atas orang-orang dari Partai Komunis Rumania yang secara bertahap mendominasi seluruh kursi pemerintahan. Pada 1947, Raja Mihai sebagai pemimpin Rumania dipaksa turun tahta dan lahirlah Republik Sosialis Rumania.

Pada 1950an, Rumania menegaskan kemerdekaannya dari pengaruh Soviet dan mulai mengkordinasi penarikan tentara Soviet dari negaranya. Nama komunis Rumania mulai mencuat ke permukaan setelah Nicolae Ceaușescu mulai mempimpin negara tersebut. Ia dicap sebagai pemimpin yang dibenci oleh bangsanya karena kerapkali bertingkah otoriter.  Ratusan hingga ribuan orang dikabarkan dibunuh pada masa pemerintahannya. Meski begitu, Ceaușescu sekali melahirkan citra positif baik di negaranya maupun negara Barat setelah mengecam invasi Soviet ke Cekoslowakia pada 1968.

Melemahnya komunis pada dekade 1980 terasa hingga Rumania. Ekonomi melesu. Partai Komunis kehilangan tajinya. Pemberontakan serta pergerakan anti-komunis dan anti-Ceaușescu merebak. Pada 1989, gelombang revolusi pecah. Aparat keamanan membunuh 64.000 orang. Nicolae Ceaușescu jatuh. Ia dan istrinya kemudian ditangkap oleh pemberontak di Tȃrgoviște dan dieksekusi pada 25 Desember 1989. Akhirnya, pada 21 Desember 1991 Republik Sosialis Rumania resmi digantikan dengan negara Rumania.


               8.     Uni Soviet (Uni Republik Sosialis Soviet)


Uni Soviet merupakan negara sosialis terbesar yang pernah ada di dunia. Negara ini eksis pada tahun 1922 hingga pembubarannya di tahun 1991. Uni Soviet merupakan negara komunis paling berpengaruh dan merupakan negara dengan luar terbesar pada masanya. Pusat pemerintahan Uni Soviet terletak di Moskow.

Sejarah:
Sejarah Uni Soviet dimulai sejak pecahnya Revolusi Oktober pada tahun 1917. Pada saat itu, rezim Bolshevik (komunis) pimpinan Vladimir Lenin dan Leon Trotsky berhasil menjatuhkan Tsar Nikolai II dan membubarkan Kekaisaran Rusia yang telah berdiri sejak abad ke-18. Namun, perjuangan kaum Bolshevik tidak sampai di situ. Mereka harus berjuang memerangi kaum Nasionalis dalam Perang Sipil Rusia yang baru berakhir pada 1922.

Lenin dan Trotsky dianggap sebagai pendiri sekaligus pahlawan revolusi bagi Uni Soviet. Namun, ia wafat pada 1924 dan digantikan oleh dictator yang lebih bengis, Joseph Stalin. Pada masa pemerintahannya, banyak rakyat mati termasuk musuh-musuh politiknya akibat kelaparan akibat kebijakan modernisasi pertaniannya, dibuang ke kamp-kamp konsentrasi di Siberia, atau ditembak oleh aparat pemerintah atau NKVD dalam peristiwa Pembersihan Besar-Besaran pada 1937. Korbannya diperkirakan mencapai 30 juta orang baik dari Rusia maupun negara sekitarnya dan Trotsky termasuk salah satunya.

1941, Soviet terperangkap perang dengan Nazi Jerman. Selama perang tersebut, Uni Soviet merupakan negara dengan korban terbanyak, yaitu hampir 24 juta orang baik sipil maupun militer. Meskipun begitu, pada akhir perang Uni Soviet keluar sebagai pemenang dan menjadi salah satu negara superpower. Mereka menduduki seluruh Eropa Timur dan mendirikan negara satelit yang berhaluan komunis di Bulgaria, Cekoslowakia, Hungaria, Jerman Timur, Polandia, dan Rumania. Selain itu juga mereka sukses mencaplok 3 negara Baltik pada pertengahan perang, yaitu Estonia, Latvia, dan Lituania meskipun dunia internasional memandangnya sebagai tindakan ilegal.

Stalin mencoba membangkitkan kembali ekonomi Soviet yang porak poranda akibat perang. Industri berat dan militer berkembang begitu pesat. Pada 1950-an, terjadi perpecahan antara AS dan Uni Soviet yang menggiring kedua tersebut ke periode Perang Dingin. Konflik tersebut diawali pada Perang Korea di mana AS membantu Korea Selatan sedangkan Uni Soviet membela Korea Utara.

1953, Stalin meninggal dunia. Ia digantikan oleh Nikita Khrushchev yang segera menjalankan program destalinisasi, yaitu mengubah dan menghapus kebijakan Stalin yang dinilai terlalu kejam. Meski begitu, ketegangan dengan negara barat tetap berlangsung. Pada masa pemerintahan Khrushchev, terjadi perlombaan angkasa dan senjata nuklir yang puncaknya terjadi pada Krisis Rudal Kuba di tahun 1964 ketika dunia sudah sangat hampir memasuki perang nuklir.

Pada 1964, Khrushchev dilengserkan oleh Partai Komunis dan digantikan oleh Leonid Brezhnev. Pada eranya, Soviet melakukan serangkaian invasi kontroversial ke Cekoslowakia dan dan Hungaria, serta melancarkan bantuan terhadap milisi Vietcong saat Perang Vietnam. Meski begitu, pada era Brezhnev sistem birokrasi Soviet terlihat sangat kaku sehingga periode tersebut biasa dikenal sebagai “masa stagnasi”.

Brezhnev meninggal pada 1982 dan digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko. Namun keduanya meninggal ketika menjabat satu tahun setelah naik jabatan. Pada 1984, Politbiro mengangkat Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin baru mereka. Saat memimpin, Gorbachev menerapkan kebijakan yang mengarah kepada liberalisasi ekonomi, keterbukaan politik, dan perbaikan hubungan dengan negara-negara barat.

Kebijakan yang paling terkenal antara lain glasnost (keterbukaan politik) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi). Alih-alih memperbaiki kehidupan di negara beruang merah tersebut, kedua kebijakan tersebut malah membimbing Uni Soviet ke ambang kehancuran. Setelah diperparah oleh meledaknya reaktor nuklir Chernobyl, Soviet kehilangan cakarnya di negara-negara satelit. Pada 1989 terjadi revolusi di seluruh Eropa Timur. Perlahan komunisme Bulgaria, Cekoslowakia, Hungaria, Jerman Timur, Polandia, dan Rumania tumbang. Pergolakan etnis di negara tersebut pun memperburuk keadaan. Akhirnya pada 7 Februari 1990, Komite Pusat Partai Komunis Soviet setuju melepas kekuasaannya. Republik-republik Uni Soviet menegaskan kemerdekaannya dan puncaknya pada 26 Desember 1991, Uni Soviet dinyatakan bubar setelah Majelis Agung Uni Soviet menyatakan pembubarannya.


               9.     Yugoslavia (Republik Federal Sosialis Yugoslavia)


Republik Federal Sosialis Yugoslavia adalah negara komunis yang terletak di semenanjung Balkan. Sama halnya dengan Uni Soviet dan Cekoslowakia, RFS Yugoslavia merupakan multirasial. Pemerintahan RFS Yugoslavia berpusat di Beograd.

Sejarah:
Pada Perang Dunia II, Kerajaan Yugoslavia ditaklukan oleh Nazi Jerman sehingga mereka harus menjalankan pemerintahan dalam pengasingan. Memanfaatkan keadaan, para partisan (simpatisan komunis) pimpinan Josip Broz Tito memproklamasikan berdirinya negara Federasi Demokratik Yugoslavia pada 1943. Pada akhir perang, dengan bantuan Uni Soviet mereka berhasil mengusir Nazi dan menduduki Beograd sehingga kaum komunis Yugoslavia dapat memperkuat posisinya di negara Balkan tersebut.

Pada 1945, negara ini diganti namanya menjadi Republik Rakyat Federal Yugoslavia atau RRF Yugoslavia. Pada awal berdirinya, RRF Yugoslavia menjalin hubungan dekat dengan Uni Soviet. Kedua negara tersebut mendirikan sebuah organisasi sayap kirim internasional bernama Cominform pada 1948. Namun tidak lama setelah itu, Uni Soviet ternyata tidak menyukai praktik komunisme yang diterapkan di Yugoslavia. Hal tersebut membuat hubungan kedua negara terus memburuk hingga puncaknya, Yugoslavia dicoret dari keanggotaan Cominform oleh negara-negara Timur yang bersimpati terhadap Uni Soviet.

Sadar bahwa mereka harus hidup mandiri tanpa bantuan Uni Soviet, Yugoslavia menerapkan sebuah perubahan radikal yakni pelunakan ekonomi dengan meninggalkan sistem ekonomi terpusat namun tetap otoriter dalam bidang politik. Hasilnya terbilang sukses, negara tersebut menikmati kemakmuran di saat masyarakat di negara komunis yang lain mengalami penderitaan.
Sukses menstabilkan kondisi dalam negeri, Yugoslavia mencoba mengambil peran dalam sistem politik internasional. Salah satunya adalah menjadi salah satu pencetus pembentukan Gerakan Non-Blok dan menjadi tuan rumah KTT pertama organisasi tersebut. Pada 7 April 1963, RRF Yugoslavia berganti nama menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia atau RFS Yugoslavia dan Tito diangkat menjadi presiden seumur hidup.

Tahun 1980, Tito meninggal. Perpecahan antaretnis mulai nampak dan diperburuk oleh krisis ekonomi pada akhir tahun 1980an. Pada pemilu 1989, Slobodan Milosević terpilih sebagai presiden dan mengajukan program-program nasionalis Serbia dan penghapusan status otonomi di daerah lain seperti Kosovo dan Vojvodina yang mendorong protes di negara bagian lain. Hal tersebut membuat perwakilan negara bagian Kroasia, Slovenia, serta Bosnia menarik diri dari pemerintahan dan membuat gelombang nasionalisme marak terjadi di berbagai negara bagian Yugoslavia.

April 1990, pemilu di negara-negara bagian Yugoslavia dilakukan dan hasilnya, partai pro-kemerdekaan menang di Slovenia dan Kroasia sedangkan partai komunis menang di Serbia dan Montenegro. Pada 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk mencegah berpisahnya Slovenia dan Kroasia, Tentara Serbia menginvasi kedua negara tersebut. Slovenia dapat dengan mudah mengalahkan Serbia sehingga perang berakhir dalam 10 hari dan kemenangan berada di pihak Slovenia.

Namun, lain halnya yang terjadi di Kroasia. Kroasia tetap menjadi medan perang hingga 3 tahun berikutnya. September 1991, Makedonia yang merupakan negara termiskin menyatakan kemerdekaannya dan tidak ada perlawanan dari pihak Yugoslavia. Pada 1992, Bosnia dan Herzegovina menjadi arena berikutnya. Pergolakan antara tiga etnis yaitu Serbia, Kroasia, dan Bosnia terjadi. Tuduhan genosida mulai bermunculan karena menurut data yang masuk, pasukan Serbia membunuh sekitar 35.000 warga sipil Bosnia. Keadaan diperparah ketika tentara RFS Yugoslavia membantu tentara Serbia.

Pada 1995, melalui Perjanjian Dayton RFS Yugoslavia terpaksa mengakui kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina karena diserang bertubi-tubi oleh angkatan udara NATO dan mengakhiri perang di daerah tersebut. Namun konflik tidak sampai di situ, Kosovo yang dihuni oleh etnis Albania memberontak namun dapat dipadamkan setelah PBB turun tangan.

Pasca kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina, daerah Yugoslavia yang tersisa hanyalah Serbia dan Montenegro. Oktober 2000, Milosević turun dan diserahkan kepada Pengadilan Internasional untuk Negara Bekas Yugoslavia di Den Haag atas tuduhan kejahatan genosida dan pada Februari 2004, RFS Yugoslavia dibubarkan dan digantikan oleh Uni Serbia dan Montenegro yang kemudian dipecah kembali menjadi dua negara yaitu Montenegro dan Republik Serbia.

-

Ya, itulah riwayat singkat ke-sembilan negara komunis yang pernah ada di Eropa meski sebenarnya masih banyak negara-negara komunis yang pernah berdiri di Eropa seperti Republik Soviet Alasce, Bayern, Finlandia, Slovakia dan masih banyak lagi. Namun, riwayat mereka sebagai negara komunis begitu singkat sehingga kami tidak memasukannya ke daftar ini.

Hingga saat ini, tidak ada satu pun negara berdaulat di Eropa yang menerapkan paham komunis. Tiga negara dibubarkan, yaitu Cekoslowakia (Republik Ceska dan Slowakia), Yugoslavia (Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Montenegro, Serbia, Slovenia, dan Kosovo meskipun hingga saat ini status Kosovo masih diperdebatkan), dan Uni Soviet (Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lituania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan). Lima negara lainnya, yaitu Albania, Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania berganti paham menjadi sebuah negara kapitalis dan seluruhnya merupakan anggota NATO. Sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat dan mengadopsi paham liberalis. Dengan hancurnya ekonomi dan politik seluruh negara tersebut pasca runtuhnya komunisme, perlahan mereka bangkit dengan sistem barunya, berjuang meraih kembali statusnya sebagai sebuah negara besar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar